CYBER BULLYING: Luka yang tak terlihat, dampak nyata

Di era digital seperti sekarang, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi para pelajar. Interaksi, belajar, bahkan hiburan kini banyak berlangsung di ruang maya. Namun, di balik segala manfaatnya, dunia digital juga menyimpan sisi gelap yang berbahaya: cyber bullying.

Cyber bullying bukan sekadar ejekan di kolom komentar. Ia bisa berupa hinaan, penyebaran gosip, perundungan di grup chat, hingga pelecehan yang menyasar privasi seseorang. Bagi remaja, terutama pelajar, dampaknya sangat serius: menurunkan kepercayaan diri, mengganggu konsentrasi belajar, hingga memicu depresi.

Lebih jauh lagi, cyber bullying merusak iklim sosial di sekolah. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat tumbuh bersama berubah menjadi ruang yang penuh tekanan. Perundungan digital ini seringkali tidak terlihat oleh guru maupun orang tua, sehingga korban menanggungnya seorang diri.

Sebagai pelajar cerdas, kita perlu menyadari bahwa setiap kata yang kita tulis di dunia maya memiliki dampak nyata. Media sosial seharusnya menjadi ruang berbagi inspirasi, bukan arena untuk menjatuhkan. Menghargai perbedaan, menjaga etika, dan mengingatkan teman yang berbuat salah adalah bentuk keberanian yang lebih mulia daripada ikut-ikutan merundung.

Mari kita jadikan dunia maya sebagai ruang aman, sehat, dan mendidik. Tanggung jawab ini bukan hanya ada di tangan sekolah atau orang tua, tetapi juga di pundak setiap pelajar. Ingatlah, satu komentar positif bisa membangun semangat, sementara satu komentar negatif bisa meruntuhkan kepercayaan diri seseorang.

Cyber bullying bukan sekadar masalah digital, melainkan masalah kemanusiaan. Saatnya kita katakan: stop perundungan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.