SMA Negeri 3 Depok melaksanakan kegiatan pendidikan kepramukaan yang diikuti oleh seluruh siswa, dari kelas 10 hingga 12. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari. Dimulai dari pukul 07.30-10.00 WIB.
Kegiatan tersebut merupakan suatu permainan yang penilaiannya dilihat dari karakter antara lain kerjasama dan karakter aktivitas peserta didik perkelompok, yang dikemas melalui permainan dalam implementasi metode kepramukaan, untuk memunculkan karakter masing-masing peserta didik.
Kini ada wajah baru di SMA Negeri 3 Depok dengan adanya kegiatan pendidikan kepramukaan. Terlebih, peraturan mengenai kegiatan kepramukaan sudah dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan.
Kegiatan pendidikan kepramukaan itu sudah ada sejak tahun 2016, namun di SMA Negeri 3 Depok dibuatkan penyegaran, dan kedepannya para Guru yang mengajar dapat mengadopsi penyampaian Pendidikan Kepramukaan, sementara ini diberikan pengenalan kepada Guru dan Peserta Didik oleh pembina Pramuka yang ada di sekolah tersebut,” ucap Arie Bagus Rianto pembina pramuka putra.
Permainan yang dilaksanakan di kegiatan pendidikan kepramukaan berjumlah lima, yaitu satu permainan besar atau yang diikuti oleh satu angkatan, kemudian empat permainan perkelas dan perkelompok.
Permainan tersebut terdiri dari Rangking 1, soalnya yaitu mengenai pengetahuan umum, pengetahuan Indonesia dan pengetahuan kepramukaan, kemudian permainan kedua adalah permainan The Long Longer, ketiga permainan Minesweeper, keempat The Sarung–an, dan kelima adalah permainan Titian Kehidupan.
Kegiatan kepramukaan dilaksanakan secara bertahap dari kelas 10 hingga 12, untuk melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk segala permainan. Setiap angkatan mempunyai sistem rotasi permainan yang berbeda. “Setiap angkatan permainannya sama semua cuman kita bedakan di sistem rotasinya aja,”ucapnya.
Kegiatan itu merupakan aktualisasi, dan Permendikbud mewajibkan kepada seluruh peserta didik untuk mengikuti kegiatan pendidikan kepramukaan untuk menilai karakter masing-masing peserta didik.
Penilaian dilakukan oleh Unsur Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Depok, dengan didampingi oleh masing-masing wali kelas. “Tim penilai atau juri dari Kwarcab Kota Depok, dan wali kelas mendampingi murid-muridnya,” ucapnya.
Arie Bagus Rianto selaku pembina pramuka putra, menggunakan pola matrix atau penyebaran permainan, setiap kelas masing-masing bermain di tempat yang sudah ditentukan, dan untuk mengefisienkan waktu yang ada. Dengan begitu, kegiatan ini harus berkaitan dengan ciri khas kepramukaan yaitu, kerjasama, gotong royong, dan komunikasi. “Jadi yang dinilai oleh kami itu kerja sama seperti mencari solusi sesuai instruksi yang diberikan, kemudian aktivitas juga kita lihat,” ucapnya.
Harapannya kegiatan ini menjadi wajah baru, dan kedepannya terus dikembangkan, dan bisa menjadi suatu contoh yang baik bagi sekolah lainnya. “Jikalau kedepannya kegiatan ini menjadi sebuah hal yang positif, semoga bisa ditiru bagi yang lain, karna memang kita harus membuat kegiatan yang membedakan ekstrakurikuler pramuka dan kegiatan aktualitasi, serta semoga ada ide-ide lain mengenai permainan berikutnya.” tutupnya.